Wednesday, October 30, 2013

TEKNIK MEMBUAT BIAKAN MURNI

Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu dengan cara goresan (streak plate), cara tuang (pour plate), cara sebar (spread plate), dan mikromanipulator ( Buckle,1998).

Persyaratan utama bagi isolasi dan kultivasi fage adalah harus adanya kondisi optimum untuk pertumbuhan organisme inangnya. Sumber bakteriofage yang paling baik dan paling utama adalah habitat inang. Sebagai contoh fage koli yang dijumpai di dalam pencernaan dapat diisolasi dari limbah atau pupuk kandang. Hal ini dilakukan dengan sentifugasi atau filtrasi bahan sumbernya dan penambahan kloroform untuk membunuh sel-sel bakterinya (Adams, 2000).
Pengembangan dalam cawan petri ada beberapa metode, yaitu:
 Metode Cawan Gores (Streak Plate)
Prinsip metode ini yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi. Cara ini dilakukan dengan membagi 3-4 cawan petri. Ose steril yang telah disiapkan diletakkan pada sumber isolat , kemudian menggoreskan ose tersebut pada cawan petri berisi media steril. Goresan dapat dilakukan 3-4 kali membentuk garis horisontal disatu cawan. Ose disterilkan lagi dengan api bunsen. Setelah kering, ose tersebut digunakan untuk menggores goresan sebelumnya pada sisi cawan ke dua. Langkah ini dilanjutkan hingga keempat sisi cawan tergores.
 Metode Cawan Sebar (Spread Plate)
Teknik spread plate (cawan sebar) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menuangkan stok kultur bakteri atau menghapuskannya di atas media agar yang telah memadat, sedangkan pour plate kultur dicampurkan ketika media masih cair (belom memadat). Kelebihan teknik ini adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata pada bagian permukaan agar.
 Teknik Dilusi (Pengenceran)
Tujuan dari teknik ini adalah melarutkan atau melepaskan mikroba dari substratnya ke dalam air sehingga lebih mudah penanganannya. Sampel yang telah diambil kemudian disuspensikan dalam aquades steril. Teknik dilusi sangat penting dalam analisa mikrobiologi karena hampir semua metode penelitian dan perhitungan jumlah sel mikroba menggunakan teknik ini, seperti TPC (Total Plate Counter). Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik penanaman bakteri (inokulasi), yaitu:
1. Menyiapkan ruangan
2. Pemindahan dengan pipet
3. Pemindahan dengan kawat inokulasi
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik penanaman
bakteri (inokulasi) yaitu :
1. Menyiapkan ruangan
Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan .dalam labotarium pembuataan serum vaksin dan sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah kotak kaca
(encast) udara yang lewat dalam kotak tersebut dilewatkan saringan melalui suatu jalan
agar tekena sinar ultraviolet (Pelczar, 1986).
2. Pemindahan dengan dengan pipet
Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan untuk diambil
1 ml contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni (Pelczar, 1986).
3. Pemindahan dengan kawat inokulasi
Ujung kawat inokulasi sebaliknya dari platina atau nikel .ujungnya boleh lurus juga boleh berupa kolongan yang diametrnya 1-3mm. Dalam melakukuan penanaman bakteri kawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya tungkai cukup dilewatkan nyala api saja setelah dingin kembali kawat itu disentuhkan lagi dalam nyala (Pelczar, 1986).
2.3 Teknik Inokulasi
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni
mikroorganisme yaitu :
2.3.1 Metode gores
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam cawaan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni (Winarni, 1997).
Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu untuk membuat goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan (Kus Irianto, 2006).
Ada beberapa teknik dalam metode goresan, yakni:
Teknik Gores T
Teknik Gores Kuadran
teknik Gores Sinambung
Teknik Gores Radian
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008.www. go ogl e. com. image s diakses pada tanggal 8 Januari 2011 pukul
13.40 WIB
Anonim, 2008.www. wikipe dia .c om diakses pada tanggal 8 Januari 2011 pukul 13.40
WIB
Buckle,K.ADwidjoseputro, D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Malang.
Pelczar, M.1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi I. Erlangga : Jakarta.
Waluyo, L. 2005. Mikrobiologi Umum. MM Press: Malang.
Winarni, D. 1997. Diktat Teknik Fermentasi. Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS :
Surabaya

Thursday, October 24, 2013

MEDIA PERTUMBUHAN

Media Pertumbuhan


Media pertumbuhan :
a. Pengertian dan fungsi
b. Bahan-bahan media pertumbuhan
b.1 Bahan dasar
b.2 Nutrisi atau zat makanan
b.3 Bahan tambahan
b.4 Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan media
c. Macam-macam media pertumbuhan
c.1 Berdasarkan sifat fisik
c.2 Berdasarkan komposisi
c.3 Berdasarkan tujuan
d. Pembuatan Nutrient Agar dan Nutrient Broth
e. Pembuatan Potato Dextrose Agar
Pengertian dan Fungsi
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.
Bahan-bahan media pertumbuhan
1. Bahan dasar
Ø air (H2O) sebagai pelarut
Ø agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit didegradasi oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu 45 oC.
Ø gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah polimer asam amino yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannnya adalah lebih banyak jenis mikroba yang mampu menguraikannya dibanding agar.
Ø Silica gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga sebagai pemadat media. Silica gel khusus digunakan untuk memadatkan media bagi mikroorganisme autotrof obligat.
2. Nutrisi atau zat makanan
Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel yaitu berupa unsur makro seperti C, H, O, N, P; unsur mikro seperti Fe, Mg dan unsur pelikan/trace element.
Ø Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik atau anorganik esuai dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof memerlukan sumber karbon organik antara lain dari karbohidrat, lemak, protein dan asam organik.
Ø Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain. Sejumlah mikroba dapat menggunakan sumber N anorganik seperti urea.
Ø Vitamin-vitamin.
3. Bahan tambahan
Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan tujuan tertentu, misalnya phenol red(indikator asam basa) ditambahkan untuk indikator perubahan pH akibat produksi asam organik hasil metabolisme. Antibiotik ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan mikroba non-target/kontaminan.
4. Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan media
Ø Agar, agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan terbuat dari beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai pemadat (gelling) yang pertama kali digunakan oleh Fraw & Walther Hesse untuk membuat media. Jika dicampur dengan air dingin, agar tidak akan larut. Untuk melarutkannya harus diasuk dan dipanasi, pencairan dan pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama dapat menurunkan kekuatan agar, terutama pada pH yang asam
Ø Peptonepeptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti otot, liver, darah, susu, casein, lactalbumin, gelatin dan kedelai. Komposisinya tergantung pada bahan asalnya dan bagaimana cara memperolehnya.
Ø Meat extractMeat extract mengandung basa organik terbuat dari otak, limpa, plasenta dan daging sapi.
Ø Yeast extractYeast extract terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat alcohol. Yeast extract mengandung asam amino yang lengkap & vitamin (B complex).
Ø Karbohidrat. Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam amino dan gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya digunkan dalam amilum, glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa, manitol, dll. Konsentrasi yang ditambahkan untuk analisis fermentasi adalah 0,5-1%.
Macam-Macam Media Pertumbuhan
1. Medium berdasarkan sifat fisik
Ø Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin media menjadi padat..
Ø Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri yang tumbuh pada media NfB (Nitrogen free Bromthymol Blue) semisolid akan membentuk cincin hijau kebiruan di bawah permukaan media, jika media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolisme nitrat tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh merata diseluruh media.
Ø Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB (LactoseBroth).
2. Medium berdasarkan komposisi
Ø Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya secara pasti, misalnyaGlucose Agar, Mac Conkey Agar.
Ø Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat mengetahui secara detail tentang komposisi senyawa penyusunnya.
Ø Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar,Pancreatic Extract.
3. Medium berdasarkan tujuan
Ø Media untuk isolasi
Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnya Nutrient Broth, Blood Agar.
Ø Media selektif/penghambat
Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya adalah Luria Bertani medium yang ditambah Amphisilin untuk merangsang E.coli resisten antibotik dan menghambat kontaminan yang peka, AmpicilineSalt broth yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus agalactiae yang toleran terhadap garam.
Ø Media diperkaya (enrichment)
Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah, serum, kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar, dll.
Ø Media untuk peremajaan kultur
Media umum atau spesifik yang digunakan untuk peremajaan kultur
Ø Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik.
Media ini digunakan unutk mendiagnosis atau menganalisis metabolisme suatu mikroba. Contohnya adalahKoser’s Citrate medium, yang digunakan untuk menguji kemampuan menggunakan asam sitrat sebagai sumber karbon.
Ø Media untuk karakterisasi bakteri
Media yang digunakan untuk mengetahui kemempuan spesifik suatu mikroba. Kadang-kadang indikator ditambahkan untuk menunjukkan adanya perubahan kimia. Contohnya adalah Nitrate Broth, Lactose Broth, Arginine Agar.
Ø Media diferensial
Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya berdasar karakter spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial, misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan perubahan warna media di sekeliling koloni..
Pembuatan Nutrient Agar dan Nutrient Broth
Ø Pembuatan Nutrient Agar
· clip_image002Timbang komponen medium dengan menggunakan timbangan analitis untuk volume yang diinginkan sesuai dengan komposisi berikut:
§ Beef extract 3 g
§ Peptone 5 g
§ Agar 15 g
§ Akuades s.d 1000 ml
· Akuades sebanyak 100 ml dibagi menjadi dua satu bagian untuk melarutkanBeef extract dan peptone dan sebagian lagi untuk melarutkan agar. Sebaiknya air untuk melarutkan agar lebih banyak
· clip_image004clip_image006Larutkan agar pada sebagian air tersebut dengan mengaduk secara konstan dan diberi panas. Dapat menggunakan kompor gas atau hot plate stirrer (jangan sampai overheat, karena akan terbentuk busa dan memuai sehingga tumpah).
· clip_image008clip_image010Sementara itu sebagian akuades digunakan untuk melarutkan peptonedan beef extract, cukup dengan pengadukan.
· Setelah keduanya larut, larutan dituangkan ke larutan agar dan diaduk sampai homogen. Kemudian pH media diukur dengan mencelupkan kertas pH indikator. Jika pH tidak netral maka dapat ditambahkan HCl/NaOH.
· Setelah itu media dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer dan disterilisasi dengan autoklaf.
· Tuang media steril ke cawan petri steril secara aseptis. Jika diinginkan media tegak atau miring pada point ke 5, media langsung dituang ke tabung kemudian disterilisasi.
Ø Pembuatan Nutrient Broth
Komposisi untuk media NB sama dengan NA tetapi tidak memakai agar sebagai pemadat. Proses pembuatannyapun lebih sederhana, tinggal melarutkan peptone dan beef extract kemudian ditampung dalam labu Erlenmeyer atau tabung reaksi dan siap disterilisasi. Proses pembuatan ini tidak memerlukan panas, peptonedan beef extract akan mudah larut sempurna pada air suhu kamar jika diaduk
Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
· Timbang komponen media dengan menggunakan timbangan analitis untuk volume yang diinginkan sesuai dengan komposisi berikut:
§ Potato/kentang 3 g
§ Peptone 5 g
§ Agar 15 g
§ Akuades s.d 1000 ml
§ (sebelum ditimbang, sebaiknya kentang dikupas dan diiris kecil-kecil)clip_image014
clip_image012
· Rebus kentang dalam sebagian akuades tadi selama 1-3 jam sampai lunak, kemudian diambil ekstraknya dengan menyaring dan memerasnya menggunakan kertas saring lalu ditampung di Beaker glass baru.
· clip_image016Agar dilarutkan dengan Hot Plate Stirrer dalam 50 ml akuades lalu setelah larut dapat ditambahkan dekstrosa dan dihomogenkan lagi.
· Setelah semua larut, ekstrak kentang dan agar-dekstrosa dicampur dan dihomogenkan. Atur pH media menjadi 5-6 dengan clip_image020meneteskan HCl/NaOH.
· Media dituang keclip_image018dalam Erlenmeyer atau ke tabung reaksi kemudian siap untuk disterilisasi
.

Friday, October 18, 2013

Pengenalan Alat

LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM

PENGENALAN ALAT













Oleh
SUKRIADI ARIPO
1105104010051







JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN 
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2013 - 2014

A.    PENDAHULUAN
Laboratorium merupakan tempat untuk melakukan kegiatan praktikum atau kegiatan penelitian. Banyak alat-alat yang terdapat di Laboratorium baik yang berbahaya maupun tidak, oleh sebab itu kita harus mengetahui cara penggunaan, fungsi dan prinsip kerja setiap alat-alat tersebut. Laboratorium mempunyai banyak fungsi diantaranya, sebagai tempat untuk mengasah penalaran (melalui pengamatan, pencatatan dan pemahaman), sebagai sumber belajar, memperdalam sifat ingin tahu seseorang dan membina rasa percaya diri (Ibnu, 2006).
Ada banyak jenis-jenis Laboratorium, diantaranya adalah Laboratorium Mikrobiologi. Secara sederhana mikrobiologi dapat diartikan sebagai organisme yang berukuran sangat kecil sehingga tidak memungkinkan untuk melihatnya dengan mata telanjang. Namun mengamati aktivitas mikroorganisme ini sangat menyenangkan, dan bila diperdalam dengan sangat sungguh-sungguh mikroorganisme dapat memberikan keuntungan pada manusia terutama untuk industri pangan, mungkin inilah sebabnya kenapa mikrobiologi menjadi salah satu mata kuliah yang perlu untuk dipelajari. Alat yang digunakan untuk melihat mikroorganisme adalah mikroskop. Mikroskop ini dapat kita temukan hampir di setiap laboratorium, termasuk Laboratorium Mikrobiologi. Selain mikroskop, alat-alat lainnya adalah erlenmeyer, beaker glass, tabung reaksi, pipet tetes, rak tabung reaksi, triangle, jarum ose, cawan petri, pipet mikro, tip, laminar air flow, incubator, vortex, magnetic stirrer, colony counter, autoclave dan lain-lain. Setiap alat ini mempunyai fungsi dan peran yang berbeda-beda.
Alat-alat yang digunakan sewaktu praktikum harus digunakan secara hati-hati dan teliti karena pada umumnya alat tersebut terbuat dari kaca sehingga bisa saja pecah. Praktikan yang baik biasanya mempunyai ketelitian dan kesabaran yang tinggi. Dalam melakukan pengukuran biasanya dia tidak akan puas dengan hanya satu kali percobaan, dia akan mengukur beberapa kali dan mencari data mana yang paling mendekati dan paling akurat. Sealain ketelitian, seorang praktikan juga harus mempunyai sifat bersih dan rapi. Karena kebersihan merupakan salah satu factor yang sangat penting di dalam suatu penelitian. Praktikan yang ceroboh dan tidak memperhatikan kebersihan peralatan yang dia gunakan kemungkinan besar akan mendapatkan kesalahan pada penelitiannya. Ini dikarenakan kotoran/ sisa larutan yang lain dapat berkontaminasi dengan larutan baru yang hendak kita teliti sehingga menyebabkan ketidakakuratan data. Kerapian juga menjadi syarat didalam melakukan praktikum, seperti memperhatikan kebersihan meja praktikum, perawatan peralatan dan kedisplinan praktikan.
B.     TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk adalah untuk mengetahui nama-nama, fungsi serta menggunakan alat-alat yang digunakan dalam laboratorium khususnya pada praktikum mikrobiologi umum.
C.    BAHAN DAN ALAT
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum yang berjudul “Pengenalan Alat” ini adalah : 1) autoclave, 2) beaker glass, 3) bunsen, 4) cawan petri, 5) colony counter, 6) Erlenmeyer, 7) incubator, 8) jarum ose, 9) laminar air flow, 10) magnetic stirrer, 11) pipet mikro, 12) pipet tetes, 13) rak tabung, 14) tabung reaksi, 15) TIP, 16) triangle dan 17) vortex
D.    CARA KERJA
Cara kerja pada praktikum ini adalah :
1.      Praktikan memasuki Laboratorium Mikrobiologi
2.      Semua alat-alat yang akan diperkenalkan sudah tersedia di Laboratorium
3.      Assisten mulai menjelaskan mengenai alat-alat tersebut satu persatu secara terperinci
4.      Praktikan menulis keterangan Assisten dan menggambambar alat yang dimaksud
E.     HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
No
Nama Alat
Fungsi
Gambar
1
Autoclave
Mensterilkan barang dan alat
2
Beaker glass
Alat untuk menampung sementara zat, mereaksikan zat
3
Bunsen
Untuk pemanasan. Misalnya untuk membakar jarum ose
4
Cawan petri
berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup
5
Colony counter
alat untuk menghitung jumlah koloni bakteri atau mikroorganisme
6
Erlenmeyer
Untuk tempat analit dalam titrasi larutan
7
Incubator
Alat ini digunakan sebagai alat perkembangbiakan mikroorganisme dengan suhu 37oC
8
Jarum ose
berfungsi untuk memindahkanbiakan dan untuk ditanam/ditumbuhkan ke media baru.

9
Laminar air flow
Alat ini berbentuk seperti meja, digunakan sebagai ruangan untuk pengerjaaan secara aseptis.
10
Magnetic stirrer
Alat ini digunakan sebagai pengaduk saat suspensi panas
11
Mikroskop
Untuk melihat benda-benda yang berukuran sangat kecil/mikro
12
Pipet mikro
alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari 1000 µl

13
Pipet tetes
Untuk mengambil larutan dalam skala kecil
14
Rak tabung reaksi
untuk tempat berdirinya tabung reaksi/ penyangga tabung reaksi sewaktu meletakkkan hasil reaksi
15
Tabung reaksi
digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba Pipet ukur memiliki ketelitian hingga 0,01 ml.

16
TIP
Digunakan bersamaan dengan pipet mikro, fungsinya untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit
17
Triangle
bermanfaat untuk menyebarkan cairan di permukaan agar supaya bakteri yang tersuspensi dalam cairan tersebut tersebar merata
18
Vortex
alat yang memiliki suatu dudukan berengsel yang dapat berputar cepat sehingga larutan dalam botol atau tabung yang diletakkan (dengan ditekan) akan berputar dan teraduk. Umumnya digunakan untuk menghomogenisasi larutan dalam botol atau tabung saja.









PEMBAHASAN

Praktikum yang berjudul “Pengenalan Alat” ini membahas mengenai alat-alat yang akan dipergunakan pada praktikum Mikrobiologi Umum. Pada praktikum pertama ini, kami dikenalkan pada beberapa peralatan yang nantinya akan digunakan di praktikum mikrobiologi, diantaranya yaitu autoclave, TIP, triangle, erlenmeyer, tabung reaksi, pipet tetes, pipet mikro, oven, incubator dan lainnya. Setiap alat tentu saja memiliki fungsi dan cara kerja yang berbeda. Oleh karena itu pengenalan sebelum melakukan praktikum sangatlah penting. Alat-alat ini juga dapat kita temukan pada Laboratorium lain, namun alat yang sama bisa saja mempunyai fungsi yang berbeda di laboratorium yang beda, contohnya tabung reaksi. Pada laboratorium kimia, tabung reksi digunakan sebagai tempat untuk mereaksikan zat-zat dalam jumlah kecil sementara di laboratorium mikrobiologi tabung reaksi digunakan untuk uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba. Tabung reaksi dapat ditutup dengan menggunakan kapas, tutup metal, plastic ataupun aluminium foil. Tujuannya adalah untuk menghindari kontaminasi dari udara luar (Sudarmadji,2005).
Mikroskop dapat dikatakan sebagai alat penting di laboratorium ini, dikarenakan yang akan diteliti adalah mahluk-mahluk yang berukuran mikro (sangat kecil). Mikroskop pertama dibuat oleh Antonio Van Leeuwenhoek, mikroskop ini awalnya masih sangat sederhana namun pada saat sekarang mikroskop jauh lebih modern dan sudah mempunyai tingkat ketelitian dan akurasi yang tinggi. Mikroskop ini tersusun atas beberapa bagian, diantaranya :
1.      Lensa okuler, lensa yang berfungsi untuk memebentuk bayangan maya, tegak dan diperbesar
2.      Lensa objektif, untuk membentuk bayangan nyata
3.      Makrometer (pemutar kasar), berfunngsi untuk menaikan dan menurunkan mikroskop secara cepat
4.      Mikrometer (pemutar halus), berfungsi menaik turunkan mikroskop secara lambat
5.      Revolver, untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya
6.      Diafragma, mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk
7.      Meja mikroskop, tempat objek yang akan diamati
8.      Penjepit kaca, untuk menjepit kaca yang terbuat dari plastic
9.      Lengan mikroskop, sebagai pegagang pada mikroskop
10.  Sendi inklinasi (pengatur sudut), untuk mengatur sudut atau penatur tegaknya mikroskop
11.  Tabung mikroskop, berfungsi untuk menghubungkan antara lensa lensa objektif dan lensa okuler
12.  Pemutar,
a.       Pemutar kasar, berfungsi untuk menggerakkan tabung dengan penggeser berat dan mengatur jarak objek dengan lensa sehingga diperoleh bayangan yang jelas
b.      Pemutar halus, berfungsi untuk mengatur tabung dengan penggesaran kecil, sehingga focus lebih tepat dan kita amati nampak lebih jelas (Mored, 2005).
Tabung reaksi biasanya kita gunakan untuk mereaksikan suatu zat, namun pada praktikum mikrobiologi tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba.Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil. Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring (slants agar).
Cawan petri digunakan untuk tempat penanaman mikroba namun disini menggunakan agar beku. Biasanya menggunakan jarum ose. Cara menggunakannya dengan memebuka sedikit saja sedikit saja agar tidak ada pencemaran. Bagian bawah pada cawan petri harus lebih kecil dibandingkan bagian atas. Saat disterilisasi cawan harus dibungkus rapat dengan kertas lalu dimasukkan kedalam plastic agar tidak terbentur dengan cawan petri yang lain saat melakukan sterilisasi di autoclave. Cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml (Imamkhasani, 2000).
Laminar air flow (LAF) digunakan sebagai ruangan untuk bekerja secara steril. Alat ini berbentuk seperti meja, prinsip kerjanya adalah pengaseptian suatu ruangan berdasarkan aliran udara laminar secara horizontal dari dalam keluar sehingga kontaminasi udara dapat diminimalkan. Sebelum menggunakan alat ini, sebaiknya tangan kita diberi alcohol terlebih dahulu.
Bunsen digunakan untuk sterilisasi alat inokulasi dengan pembakaran seperti sterilisasi jarum inokulum atau spreader. Untuk memastikan kesterilannya jarum inokulum dibakar sampai membara dan spreader dapat dicelupkan alkohol lalu dibakar. Bunsen berbahan bakar gas yang disalurkan melalui pipa sedangkan pembakar spirtus berbahan bakar spirtus (methanol). Namun pembakar spirtus lebih mudah ditemukan di banyak laboratorium karena efisien dan portable. Tersedia juga alat loop incinerator / electric bunsen burner / electric incinerator untuk membakar jarum inokulum. Ujung jarum inokulum dapat dimasukkan ke dalam tabung keramik panas (815oC) selama 6 detik untuk mensterilisasinya. Pembakar spirtus dapat menciptakan sirkulasi udara dari bawah ke atas melewati api karena proses pembakaran. Seringkali hal ini dianggap mampu menciptakan lingkungan udara yang aseptis disekitar pembakar spirtus, tetapi jika memang load kontaminasi besar dan banyak gangguan aliran udara maka hal ini juga tidak sepenuhnya benar. Oleh karena itu sebaiknya tetap menggunakan LAF jika menginginkan kerja pada udara yang steril. Colony counter adalah alat untuk menghitung jumlah koloni bakteri atau mikroorganisme. Bakteri yang dihitung disini adalah bakteri yang masih hidup. Dimana cara pengerjaannya adalah dengan melakukan pengeceran dari medium bakteri misalnya sampai 3 kali dalam tabung reaksi (Sudarmadji2005).
F.     KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah :
1.      Alat-alat yang digunakan di laboratorium mempunyai fungsi dan cara penggunaan yang berbeda, jadi diperlukan pengetahuan pengenalan alat untuk dapat bekerja dengan baik di laboratorium
2.      Kebersihan dan ketelitian seorang praktikan mempengaruhi hasil yang akan dia peroleh
3.      Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup
4.      Tabung reaksi digunakan untuk penanaman mikroba
5.      Jarum ose digunakan untuk memindahkan mikroba
6.      Triangle digunakan untuk meratakan mikrobia di media agar (teknik agar sebar)
7.      Pipet mikro dan tip biasanya digunakan untuk mengambil larutan cair dalam jumlah sedikit
8.      Erlenmeyer terbuat dari kaca yang digunakan sebagai tempat pencampuran atau melarutkan medium.
DAFTAR PUSTAKA
Ginting, Tjurmin. 2004. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Fakultas Pertanian. 
Indralaya : Universitas Sriwijaya
Ibnu. 2006. Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.
Imamkhasani. 2005. Biokimia. Nutrisi dan Metabolisme. UI Press. Jakarta.
Khasani. 2003. Prosedur alat-alat Kimia.Yogyakarta : liberty.
Moechtar. 2008. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Bogor : Regina.
Mored. 2005. Biokimia 2000. Erlangga. Jakarta.
Sudarmadji. 2005. Penuntun Dasar-Dasar Kimia. Jakarta : Lepdikbud