Wednesday, November 27, 2013

makalah identifikasi mikroba


KATA PENGANTAR

            Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah akhir praktikum mikrobiologi dengan judul ” INOKULASI dan fisiologi.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada laboran Ria febrianti S.pt beserta asisten praktikum mikrobiologi Siti rani ayuti S.pt atas bimbingan dan kepercayaan yang begitu besar kepada penulis. Semoga semua ini bisa menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca. Amin ­















                                                                                                Pendahuluan          
 Latar belakang
Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimanamemperoleh suatu biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memeliharaserta mencegah pencemaran dari luar.Inokulasi dimaksudkan untuk menumbuhkan, meremajakan mikroba dan mendapatkan populasi mikrobayang murni
.Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yanglama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi.Media untuk membiakkan bakteri haruslah steril sebelum digunakan.Pencemaran terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme.
Pemindahan biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat hati-hatidan mematuhi prosedur laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi. Olehkarena itu, diperlukan teknik-teknik dalam pembiakan mikroorganisme yangdisebut dengan teknik inokulasi biakan. Identifikasi biakan mikroorganisme
Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari luar. Inokulasi dimaksudkan untuk menumbuhkan, meremajakan mikroba dan mendapatkan populasi mikroba yang murni .  Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi . Agar biakan bakteri dapat dibuat , maka alat – alat harus disterilisasi sebelum inokulasi . Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada suatu benda . Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu , penggunaan panas ( pemijaran dan udara panas ) , penyaringan , penggunaan bahan kimia ( etilena oksida , asam perasetat , formal dehida dan glutaraldehida alkalin ) .
Dengan cara fisiologi
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan.
Karakterisasi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengobservasi bakteri maupun kapang hasil isolasi (isolat). Kegiatan karakterisasi dapat dilakukan berdasarkan sifat sitologi (bentuk sel, gerak atau motilitas, sifat Gram dan endospora), sifat morfologi, dan sifat fisiologi. Uji sifat morfologi mencakup sifat-sifat koloni, seperti ukuran, bentuk, warna dan tepian, sedangkan uji sifat fisiologi diantaranya uji hidrolisis pati, hidrolisis lemak, hidrolisis protein dan uji katalase .
Uji fisiologis bakteri dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri berdasarkan aktivitas selnya. Bakteri yang dapat menghidrolisis pati mempunyai aktivitas amilolitik, yaitu menghasilkan enzim amilase yang dapat mengubah pati menjadi molekul-molekul gula sederhana (monosakarida) untuk kebutuhan metabolisme sel. Aktivitas tersebut ditandai dengan adanya zona bening di sekeliling koloni pada uji hidrolisis pati.

Tujuan
        -Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui karatkeristik sifat biokimia dan fisiologi bakteri. Mengetahui enzim-enzim yang dugunakan dalam uji bakteri, serta mengetahui cara mengidentifikasi mikroorganisme bakteri baik genus maupun spesiesnya.
       -















Tinjauan pustaka
inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1998).
                Menyiapkan ruangan Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan .dalam labotarium pembuataan serum vaksin dan sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah kotak kaca (encast) udara yang lewat dalam kotak tersebut dilewatkan saringan melalui suatu jalan agar tekena sinar ultraviolet (Pelczar, 1986).
 Pemindahan dengan dengan pipet Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan untuk diambil 1 ml contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni (Pelczar, 1986).
 Pemindahan dengan kawat inokulasi Ujung kawat inokulasi sebaliknya dari platina atau nikel .ujungnya boleh lurus juga boleh berupa kolongan yang diametrnya 1-3mm. Dalam melakukuan penanaman bakteri kawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya tungkai cukup dilewatkan nyala api saja setelah dingin kembali kawat itu disentuhkan lagi dalam nyala (Pelczar, 1986).
Inokulasi merupakan pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusahakan agar semua alat yang ada di dalam hubungannya dengan medium agar tetap sterli, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi (dwijoeseputro, 1998). 
Dengan cara fisiologi
Aktivitas mikroba dipengaruhi oleh lingkungan. Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mengakibatkan perubahan sifat morfologi dan sifat fisiologi mikrobe. Beberapa golongan mikroba sangat tahan terhadap perubahan lingkungan, sehingga cepat dapat menyesuikan diri. Faktor lingkungan penting artinya dalam usaha mengendalikan kegiatan mikroba, baik untuk kepentingan proses ataupun pengendalian. Kegiatan mikroba, baik untuk kepentingan proses ataupun pengendalian. Lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan mikroba, dapat berbentuk lingkungan abiotik (fisik dan kimia), misalnya temperature, kelembapan, tekanan osmosis, pH senyawa toksik, arus listrik, radiasi, tegangan muka, dan tekanan hidrostatik dan mekanik. Sedangkan lingkungan biotik, yaitu asosiasi dan hama (Suriawiria 2005).
Pertumbuhan dan aktivitas mikroba dapat dikendalikan dengan berbagai cara, baik secara fisik, kimia, biologi. Salah satunya pengendalian aktivitas mikroba adalah dengan mengatur faktor-faktor lingkungan yang sangat mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan aktivitas mikroba. Perubahan faktor-faktor lingkungan mengakibatkan perubahan beberapa sifat morfologi dan fisiologi bakteri. Namun demikian, ada beberapa jenis mikro yang mampu menyesuaikan diri dengan linngkungan luar. Bagi mikroba yang demikian biasanya mempunyai sifat toleran dan bersifat resiten terhadap lingkungan baru (Soetarto 1995).
Bakteri merupakan mikroba prokariotik uniselular yang berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan sel. Bakteri tidak berklorofil kecuali beberapa yang bersifat fotosintetik. Bakteri mempunyai bentuk bulat, batang, dan lengkung, namun bentuk bakteri juga dapat dipengaruhi oleh umur.Bakteri diklasifikasikan berdasarkan deskripsi sifat morfologi dan fisiologi. Pembagian ini berdasarkan bentuk, sifat gram, kebutuhan oksigen, dan apabila tidak dapat dibedakan menurut ketiganya maka dimasukkan ke dalam kelompok khusus (Anonim, 2010).




Pembahasan
Inokulasi adalah menanam inokula secara aseptis ke dalam media steril baik pada media padat maupun media cair. Inokula merupakan bahan yang mengandung mikroba atayu biakan baik dalam keadaan cair maupun padat. Tujuan dari inokulasi yaitu biakan murni untuk keperluan diagnostic, karakterisasi mikroorganisme, industry farmasi atau kegiatan lain yang berkaitan dengan mikroorganisme. Nutrisi dan lingkungan yang menunjang pertumbuhan mikroorganisme serta suatu teknik kerja aseptis yangh dapat mencegah adanya kontaminan dalam biakan diperlukan untuk mendapatkan kultur yang murni. Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan tekhnik aseptis untuk mempertahankan kemurnian biaka selama pemindahan berulangkali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair atau padat. Kekeruhan dalam suatu media cair menunjukan terjadinya pertumbuhan miroorganisme. Bila mikroorganisme menumpuk pada dasar tabung maka akan membentuk sendimen, sedangkan pada permukaannya pertumbuhan terlihat seperti partikel.
Teknik aseptis sangat diperlukan pada saat memindahkan biakan dari suatu tempat ke tempa lainnya. Penggunaanya teknik aseptis mencegah terjadinya kontaminasi dengan biakan yang mungkin bersifat patogen.
Teknik Inokulasi
 Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni mikroorganisme yaitu :
1.Metode gores
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapimemerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yangsempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaanmedia agar nutrien dalam cawaan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antaragaris-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuhmenjadi koloni.Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Biladilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadangberbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu untuk membuatgoresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan

2.Metode tebar/ sebar 
Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan petri dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul koloni koloni yang terpisah-pisah. Metode tuang  Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Metode tuang ini dilakukan dengan cara nutrient agar terlebih dahulu di tuang lalu diberi mikroba 

3.Teknik Aseptik
 Sebelum benar-benar dilakukan proses kultur mikroorganisme, pertama kali kitaharus mempertimbangkan bagaimana agar tidak terjadi kontaminasi. Mikroorganisme adadimana-mana. Karena ukurannya yang sangat kecil, mereka mudah lepas dalam udara danpermukaan. Maka dari itu, kita harus mensterilisasikan medium kultur secepatnya setelahpreparasi untuk pemindahan mikroorganisme siap dikontaminasikan, ini biasanya terbunuh.Bagaimanapun, itu sama pentingnya untuk tindakan pencegahan sampai penangananberikutnya mediun kultur harus tetap steril. Demikian materi yang lain yang akan kontak  juga harus tetap terjaga kesterilannya.Teknik yang digunakan dalam pencegahan kontaminasi hingga kultur manipulasidan media kultur steril disebut teknik aseptik. Keunggulan itu dibutuhkan keberhasilandalam laboratorium mikrobiologi, dan salah satu cara belajar dengan pendampingmikrobilogi. Kontaminasi udara paling sering menjadi masalah karena udara selalu kontak dengan partikel debu dan umumnya banyak komunitas mikroorganisme didalamnya.Ketika wadah dibuka maka segera ditangani agar tidak terkontaminasi dengan udara sekitar.Transfer aseptik pada kultur dari salah satu medium ke medium yang lain harus lihaidengan loop inokulasi atau jarum harus disterilkan oleh pembakaran pada nyala api. Dalampertumbuhan kultur dibutuhkan tempat yang mudah dipindahkan ke permukaan agar datar,dimana pertumbuhan suatu koloni berasal dari pertumbuhan dan pembelahan sel tunggal

Dengan cara Fisiologi

Bakteri dapat digolongkan menjadi dua sifat yaitu sebagai bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Kedua gram tersebut dapat diidentifikasi berdasarkan karakterisasi sifat biokimia dan fisiologinya melalui beberapa pengujian yaitu uji Oxidatif/fermentatif, uji motilitas, uji oksidase, uji katalase dan uji gelatin.

1 Uji Oxidatif/Fermentatif
Langkah awal dalam uji O/F dilmulai dengan prosedur sterilisasi, tangan praktikan dan meja praktikum di semprot dengan alkohol 70%. Bunsen dinyalakan dengan menggunakan korek api. Jarum ose diambil dan dipanaskan pada api bunsen secukupnya. Setelah itu, koloni bakteri diambil. Jarum ose yang telah dipanaskan didiamkan sebentar dan ditempelkan pada koloni bakteri tersebut. Kemudian jarum tersebut di inokulasi secara vertikal pada satu set O/F medium. Salah satu tabung diberikan parafin cair sebanyak 1 ml, dan yang satunya tidak diberikan parafin. Langkah terakhir api pada bunsen dimatikan dan kedua tabung reaksi tersebut diinkubasi dalam inkubator selama 24 jam.

2 Uji Motilitas
Pada uji motilitas, langkah awal dilmulai dengan prosedur sterilisasi, tangan praktikan dan meja praktikum di semprot dengan alkohol 70%. Bunsen dinyalakan dengan korek api. Jarum ose diambil dan dipanaskan pada api bunsen secukupnya. Selanjutnya koloni bakteri diambil dengan jarum inokulasi. Jarum ose kemudian diinokulasi secara vertikal pada tabung reaksi. Setelah selesai, api dimatikan dan tabung diinkubasi dalam inkubator selama 24 jam.

3 Uji Katalase
Pada uji katalase dimulai dengan prosedur sterilisasi, tangan praktikan dan meja praktikum di semprot dengan alkohol 70%. Bunsen dinyalakan dengan menggunakan korek api. Jarum ose diambil dan dipanaskan pada api bunsen secukupnya. Jarum didiamkan sebentar dan kemudian ditempelkan pada koloni bakteri dalam agar miring. Setelah itu, bakteri koloni tersebut diletakkan pada gelas objek. Kemudian diberi larutan hydrogen peroksida pada koloni tersebut. Langkah Selanjutya dilakukan pengamatan terhadap gelas objek tersebut.

4 Uji Oksidase
Pada uji oksidase dimulai dengan prosedur sterilisasi, tangan praktikan dan meja praktikum di semprot dengan alkohol 70%. Bunsen dinyalakan dengan menggunakan korek api. Jarum ose diambil dan dipanaskan pada api bunsen secukupnya. Jarum ose tersebut selanjutnya ditempalkan pada biakan bakteri. Kemudian p-aminodimethylaniline-oxalat 1% diteteskan pada kertas saring. Jarum yang telah ditempeli biakan bakteri ditempelkan di atas tetesan cairan p-aminodimethylaniline-oxalat 1% pada kertas saring. Kemudian diamati perubahan warna yang terjadi.
5 Uji Gelatin
Pada gelatin dimulai dengan prosedur sterilisasi, tangan praktikan dan meja praktikum di semprot dengan alkohol 70%. Bunsen dinyalakan dengan menggunakan korek api. Jarum ose diambil dan dipanaskan pada api bunsen secukupnya. Jarum didiamkan sebentar dan kemdian dimasukkan dalam tabung biakan bakteri. Jarum selanjutnya diinokulasikan pada tabung yang telah berisi gelatin. Setelah itu, api dimatikan dan gelatin yang telah diisi dengan bakteri dimasukkan kedalam ice-bath selama 24 jam. Prosedur yang sama juga dilakukan untuk bakteri yang berbeda.



Penutup
Kesimpulan

Saran


                                                                                Daftar pustaka


Sunday, November 24, 2013

KARAKTERISASI SIFAT BIOKIMIA DAN FISIOLOGI BAKTERI
 I. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Mikrobiologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan makhluk yang bersifat mikroskopik yang disebut mikroorganisme atau jasad renik, yaitu mahluk yang mempunyai ukuran  sangat kecil dimana setiap selnya hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Bakteri merupakan mikroorganisme yang berukuran mikroskopik.
Mikroorganisme seperi bakteri yang terdapat di ikan atau lingkungan budidaya, umumnya terdapat dalam populasi campuran. Untuk keperluan identifikasi diperlukan suatu biakan murni sehingga teknik isolasi mutlak diperlukan. Mikroorganisme yang telah diisolasi ini belum dapat ditentukan sifat atau jenis bakterinya. Pengamatan mengenai bentuk morfologi, sifat gram, dan pola penataan sel dapat diketahui dengan cara pewarnaan gram. Akan tetapi, untuk mengetahui jenis bakteri tidak cukup hanya dengan metode pewarnaan gram.
Seperti halnya mikroorganisme lainnya bakteri mempertahankan kehidupannya melalui penyesuaian diri terhadap lingkungan demi kelanjutan generasinya. Untuk itu, bakteri mampu merombak dan menggunakan bahan kimia (dalam bentuk larutan) yang ada di linkungannya sebagai sumber energi dan zat pembangunan. Setiap jenis spesies bakteri mempunyai karakterisasi sifat biokimia dan fisiologi yang khas. Sifat-sifat ini dapat dijadikan acuan dalam proses identifikasi. Oleh karena itu dalam praktikum kali ini dilakukan uji enzimatik untuk mengetahui karakteristik sifat dari bakteri.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah agar mahasiswa bisa mempelajari karakteristik sifat biokimia dan fisiologi bakteri sehingga dapat melakukan identifikasi bakteri tersebut berdasarkan uji oksidatif/fermentatif, uji motilitas, uji oksidase, uji katalase, dan uji gelatin kemudian dapat menduga jenis bakteri dengan skema penggolongan bakteri oleh Cowan (1974).
II. METODE KERJA
 2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum mengenai Karakteristik Sifat Biokimia dan Fisiologi Bakteri  dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 8 April 2009 pukul 07.00-10.00 dan pengamatan pada tanggal 9 April 2009 WIB di Laboratorium Lingkungan dan Laboratorium Kesehatan Departemen Budidaya Perairan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

2.2 Alat dan Bahan
Alat- alat yang dibutuhkan dalam praktikum Karakterisasi Sifat Biokimia dan Fisiologi Bakteri  ini adalah lup inokulasi (ose), jarum inokulum, korek api (gas), cawan petri, tissue, bunsen, ice baht dan inkubator untuk menginkubasi bakteri.
Bahan-bahan yang digunakan adalah p-amino dimethylaninine-oxalat 1%, paraffin, medium Oxidatif atau Fermentatif (O/F), medium agar TSIA (Triple Sugar Iron Agar), nutrien gelatin, hydrogen peroksida (H2O2), media SIM (Sulfida Indol Motility).

2.3 Prosedur Kerja.
2.3.1 Uji Oxidatif atau Fermentatif (O/F)
Koloni bakteri diambil dengan jarum ose secara aseptik, inokulasiakan vertical pada 1 set (dua buah tabung) O/F medium. Salah satu tabung diberi parafin 1 ml, kemudian diinkubasi selama 24 jam. Pemberian paraffin dimaksudkan untuk menahan oksigen yang masuk pada tabung yang berisi O/F medium. Reaksi oksidatif terjadi jika tabung yang tidak diberi paraffin berubah menjadi kuning. Sedangkan reaksi fermentative terjadi jika tabung yang diberi paraffin berubah warna menjadi kuning atau kedua tabung berubah warna menjadi kuning.
2.3.2 Uji Motilitas
Koloni bakteri diambil dengan aseptik  menggunakan jarum inokulum, kemudian inokulasikan secara vertikal pada media SIM (Sulfida Indol Motility) dan di inkubasi selama 24 jam. Motilitas bakteri ditunjukan dengan adanya pertumbuhan pada permukaan medium dan tidak ada bekas pada tusukan, Bakteri non motil tumbuh sepanjang tusukan.
2.3.3 Uji  Oksidase
Pertama-tama, p-amino dimethylaninine-oxalat 1% diteteskan pada kertas saring. Kemudian secara aseptik, satu ose penuh koloni bakteri dioleskan diatas tetesan p-amino dimethylaninine-oxalat 1%. Jika koloni berubah warna menjadi merah maka menunjukan tes positif dan jika bewarna ungu menunjukan tes negatif.
2.3.4 Uji Katalase
Dengan menggunakan jarum ose, koloni bakteri secara aseptik diambil dan diletakan pada gelas objek yang bersih. Kemudian diteteskan hydrogen peroksida (H2O2) pada koloni bakteri tersebut. Adanya gelembung-gelembung udara menunjukan tes tersebut positif.
2.3.5 Uji Gelatin
Secara aseptik, biakan bakteri diinokulasikan pada nutrien gelatin tegak dan dinkubasi selama 24 jam. Kemudian masukan dalam ice bath. Tes positif jika gelatin terhidrolisis dan tetap akan berbentuk cair. Sedangkan tes menjadi negatif jika gelatin tidak terhidrolisis sehingga saat dimasukan kedalam ice bath gelatin membeku.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.    Hasil
Berikut ini adalah hasil pengamatan sifat biokima dan fisiologis bakteri dengan berbagai uji, yang disajikan pada tabel 1, 2, 3, 4, dan 5.
Tabel 1. Uji O/F
 
No. Sampel
Hasil Pengamatan
Tabung tanpa Parafin
Keterangan
Tabung dengan parafin
Keterangan
A
+
Kuning
+
Kuning
B
-
Hijau
_
Hijau
Keterangan :
+  = Berubah warna
-          = Tidak berubah warna

Tabel 2. Uji Katalase
No. Sampel
Hasil
Keterangan
A
+
Bergelembung
B
++
Bergelembung banyak
Keterangan :
+ = Terbentuk gelembung
++ = Terbentuk gelembung banyak

Tabel 3. Uji Motilitas
No. Sampel
Hasil
Keterangan
A
+
Bakteri bergerak keatas(Motil)
B
+
Bakteri bergerak keatas (Motil)
Keterangan :
+ = Motil (Bergerak)
+ = Motil (Bergerak)

Tabel 4. Uji Oksidase
No. Sampel
Hasil
Keterangan
A
+
Warna pink
B
-
Warna ungu
Keterangan :
+ = warna pink
-          = warna ungu

Tabel 5. Uji Gelatin
No. Sampel
Hasil
Keterangan
A
-
Media beku
B
-
Media beku
Keterangan :
+ = Media beku
-  = Media beku
3.2 Pembahasan
Media O/F merupakan salah satu media yang digunakan untuk pengujian fisio-metabolisme suatu bakteri yakni untuk mengetahui kemampuan memecah karbohidrat (glukosa) dalam suasana aerobic (oksidatif) atau anerobik (fermentative). Berdasarkan hasil pengujian O/F didapatkan bahwa bakteri A mampu merubah warna medium menjadi kuning dengan atau tanpa parafin, sedangkan bakteri B tidak dapat merubah medium menjadi warna kuning (dengan atau tanpa parafin). Hal ini berarti dapat dikatakan bahwa bakateri A memiliki kemampuan memecah karbohidrat (glukosa) dalam suasana aerobik ataupun anaerobik sedangkan bakteri B tidak mampu memanfaatkannya baik dengan atau tanpa oksigen.
Berdasarkan uji motilitas yang telah dilakukan didapatkan bahwa baik bakteri A ataupun bakteri B motil. Hal ini dapat dilihat bahwa pertumbuhan bakteri tidak hanya dibekas tusukan melainkan juga di atas medium. Berdasarkan pengujian oksidase diketahui bahwa bakteri A menunjmeukkan reaksi yang positif yang menunjukan warna pink, dan bakteri B menunjukan negatif yang memberikan warna ungu. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri A dan B mempunyai enzim dehidrogenase.
Uji katalase positif menunjukkan bahwa bakteri mempunyai enzim katalase untuk menguraikan H2O2 menjadi oksigen dan air. Reaksi positif ditandai dengan adanya gelebung-gelembung pada gelas objek. Berdasarkan hasil pengujian baik bakteri A ataupun bakteri B menunjukkan adanya gelembung-gelembung. Yang membedakan hanya banyaknya gelembung, untuk bakteri A bergelembung sedikit dan bakteri B bergelembung banyak.
Uji selanjutnya yaitu uji gelatin. Gelatin adalah protein yang diperoleh dari hidrolisis kolagen yaitu zat pada jaringan penghubung dan tendon dari hewan. Hasil uji menunjukan kedua bakteri memberikan hasil negative (-). Hal ini menunjukan bakteri A dan B tidak memiliki enzim proteolitik karena gelatin membeku saat dimasukan ke ice bath. Atau juga dapat dikatakan bahwa gelatin tidak terhidrolisis.
Hasil pengamatan karakteristik sifat biokimia dan fisiologi bakteri dengan menggunakan beberapa uji yang kemudian dicocokkan dengan table cowan, maka dipeoleh hasil yaitu bakteri B (gram positif) adalah bakteri dari genus Bacillus spMenurut Pelczar (2006), bakteri Bacillus merupakan bakteri dengan bentuk batang, bersifat gram positif, dan motil. Juga membentuk endospora dan tidak lebih dari satu sel sporangium, merupakan gram positif. Bersifat aerobic sejati atau anaerobik fakultatif, kemoorganotrof, respirasi sejati, fermentasi sejati ataupun kedua-duanya. Kegiatan praktikum menunjukan bakteri Bacillus adalah bakteri fermentatif karena tabung berubah warna dari warna hijau menjadi warna kuning, juga karena bakteri dapat menghasilkan enzim katalase, dan bakteri ini juga merupakan bakteri motil karena bakteri tidak hanya tumbuh pada daerah tusukan tetapi juga tumbuh bergerak ke atas, serta  tidak mengandung enzim gelatin.
Bakteri A  (gram negatif) kemungkinan yang dapat dimasukkan adalah bakteri dari genus Chromobacterium violaceum, Beneckea, Vibrio, Plesiomonas, Aeromonas. Bakteri dari genus Chromobacterium violaceumadalah bakteri gram negative dan bersifat aerobic. Klasifikasi bakteri dari genus Chromobacterium violaceum  yaitu : domain : Bacteria, divisi : Proteobacteria, kelas : Betaproteobacteria, ordo : Neisseriales, famili : Neisseriaceae, genus : Chromobacterium (Anonim1, 2008). Bakteri dari genus Vibrio adalah bakteri yang termasuk dalam gram negative berbentuk seperti batang yang bengkok, dan bersifat aerob atau anaerob fakultatif, juga bergerak dengan aktif, dan bakteri ini biasanya berukuran 2-4 cm (Anonim², 2008). Klasifikasi bakteri dari genus Vibrio yaitu : domain : Bacteria, divisi : Proteobacteria, kelas : Gamma Proteobacteria, ordo : Vibrionales, famili : Vibrionaceae, genus : Vibrio (Anonim³, 2008). Bakteri dari genus Plesiomonas adalah bakteri gram negative, dan berbentuk batang. Klasifikasi bakteri dari genus Plesiomonas yaitu : domain : Bacteria, divisi : Proteobacteria, kelas : Gamma Proteobacteria, ordo : Enterobacterales, famili : Vibrionaceae, genus : Plesiomonas (Anonim, 2009). Bakteri dari genusAeromonas menurut Kabata (1985) dalam Harwindani (1994) bakteri yang berbentuk batang, bergerak dengan polar flagela, dan bakteri dari genus tersebut termasuk ke dalam bakteri fakultatif aerob. Klasifikasi Bakteri Aeromonas yaitu domain : Bacteria, kingdom : Proteobacteria, phylum : Gammaproteobacteria, kelas : Aeromonadales, dan genus : Aeromonas (Anonim, 2009).
Hasil kegiatan praktikum memberikan informasi bahwa, pada saat uji O/F warna kedua tabung tidak memberikan perubahan warna, bakteri ini juga menghasilkan enzim katalase karena bakteri ini mampu menguraikan H2O2 (hidrogen peroksida) sehingga terbentuk gelembung yang banyak, dan bakteri motil karena pertumbuhan atau pergerakannya tidak hanya pada bekas tusukan tetapi juga bergerak menuju atas. Serta  tidak mengandung enzim gelatin karena tidak mampu merombak bakteri sehingga media tetap padat atau beku.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
 4.1 Kesimpulan
            Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan terhadap bakteri A ataupun B maka dapat disimpulkan bahwa bakteri A merupakan bakteri dari genus Chromobacterium violaceum, Beneckea, Vibrio, Plesiomonas, Aeromonas. Kemudian bakteri B merupakan bakteri negatif yang termasuk dalam Bacillus sp.
4.2 Saran
Untuk praktikum selanjutnya sebaiknya digunakan bakteri dengan jenis yang lain, misalnya bakteri bentuk kokus atau dapat juga menggunakan bakteri yang merupakan parasit pada ikan.
 DAFTAR PUSTAKA

[Anonim³]. 2008. Vibrio. http://en.wikipedia.org/wiki/ Vibrio. [7 april 2009].
[Anonim]. 2009. Plesiomonas. http://en.wikipedia.org/wiki/ Plesiomonas[7 April 2009].
[Anonim²]. 2009. : Chromobacterium. http://en.wikipedia.org/wiki/Chromobacterium [7 april 2009].
[Anonim³]. 2009. Aeromonas. http://en.wikipedia.org/wiki/Aeromonas[7 April 2009].
Harwindani W. 1994. Pengaruh Penyuntikan Bakteri  AeromonasHydrophila Terhadap Ikan Lele Dumbo (Clarias sp.) Setelah Perlakuan Perubahan Suhu Lingkungan. [Skripsi]. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Michael J. P., Jr dan    E. C. S. Chan. 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.