KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah akhir praktikum mikrobiologi dengan judul ” INOKULASI dan fisiologi.
Dalam penyusunannya, penulis
memperoleh banyak bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, karena itu penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada laboran Ria febrianti S.pt beserta asisten
praktikum mikrobiologi Siti rani ayuti S.pt atas bimbingan dan kepercayaan yang begitu besar kepada penulis. Semoga
semua ini bisa menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun penulis berharap isi
dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang
kurang. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua
pembaca. Amin
Pendahuluan
Latar belakang
Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimanamemperoleh
suatu biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memeliharaserta mencegah pencemaran dari luar.Inokulasi dimaksudkan untuk menumbuhkan, meremajakan
mikroba dan mendapatkan populasi mikrobayang murni
.Inokulasi
adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yanglama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian
yang sangat tinggi.Media untuk membiakkan bakteri haruslah steril sebelum digunakan.Pencemaran terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme.
Pemindahan biakan mikroba
yang dibiakkan harus sangat hati-hatidan mematuhi prosedur laboratorium agar
tidak terjadi kontaminasi. Olehkarena itu,
diperlukan teknik-teknik dalam pembiakan mikroorganisme yangdisebut dengan
teknik inokulasi biakan. Identifikasi biakan mikroorganisme
Dalam teknik biakan murni
tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan yang murni, tetapi juga
bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari luar. Inokulasi dimaksudkan
untuk menumbuhkan, meremajakan mikroba dan mendapatkan populasi mikroba yang
murni . Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang
lama dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi . Agar biakan bakteri dapat
dibuat , maka alat – alat harus disterilisasi sebelum inokulasi . Sterilisasi
merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada suatu
benda . Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu ,
penggunaan panas ( pemijaran dan udara panas ) , penyaringan , penggunaan bahan
kimia ( etilena oksida , asam perasetat , formal dehida dan glutaraldehida
alkalin ) .
Dengan cara fisiologi
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur
dan sifat-sifat
yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana
sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel
bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal
tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui
reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan.
Karakterisasi merupakan salah satu
kegiatan yang dilakukan untuk mengobservasi bakteri maupun kapang hasil isolasi
(isolat). Kegiatan karakterisasi dapat dilakukan berdasarkan sifat sitologi
(bentuk sel, gerak atau motilitas, sifat Gram dan endospora), sifat morfologi,
dan sifat fisiologi. Uji sifat morfologi mencakup sifat-sifat koloni, seperti
ukuran, bentuk, warna dan tepian, sedangkan uji sifat fisiologi diantaranya uji
hidrolisis pati, hidrolisis lemak, hidrolisis protein dan uji katalase .
Uji fisiologis bakteri dilakukan
untuk mengidentifikasi bakteri berdasarkan aktivitas selnya. Bakteri yang dapat
menghidrolisis pati mempunyai aktivitas amilolitik, yaitu menghasilkan enzim
amilase yang dapat mengubah pati menjadi molekul-molekul gula sederhana
(monosakarida) untuk kebutuhan metabolisme sel. Aktivitas tersebut ditandai
dengan adanya zona bening di sekeliling koloni pada uji hidrolisis pati.
Tujuan
-Tujuan
praktikum ini adalah untuk mengetahui karatkeristik sifat biokimia dan
fisiologi bakteri. Mengetahui enzim-enzim yang dugunakan dalam uji bakteri,
serta mengetahui cara mengidentifikasi mikroorganisme bakteri baik genus maupun
spesiesnya.
-
Tinjauan pustaka
inokulasi adalah pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat
ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi)
terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan
medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi
(Dwijoseputro, 1998).
Menyiapkan
ruangan Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril
agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan .dalam labotarium
pembuataan serum vaksin dan sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah
kotak kaca (encast) udara yang lewat dalam kotak tersebut dilewatkan saringan
melalui suatu jalan agar tekena sinar ultraviolet (Pelczar, 1986).
Pemindahan dengan dengan pipet Cara ini
dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan untuk diambil 1
ml contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni (Pelczar, 1986).
Pemindahan dengan kawat inokulasi Ujung kawat
inokulasi sebaliknya dari platina atau nikel .ujungnya boleh lurus juga boleh
berupa kolongan yang diametrnya 1-3mm. Dalam melakukuan penanaman bakteri kawat
ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya tungkai cukup dilewatkan nyala
api saja setelah dingin kembali kawat itu disentuhkan lagi dalam nyala
(Pelczar, 1986).
Inokulasi merupakan pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat
ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi)
terlebih dahulu diusahakan agar semua alat yang ada di dalam hubungannya dengan
medium agar tetap sterli, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi
(dwijoeseputro, 1998).
Dengan cara fisiologi
Aktivitas mikroba dipengaruhi oleh lingkungan. Perubahan yang
terjadi dalam lingkungan dapat mengakibatkan perubahan sifat morfologi dan
sifat fisiologi mikrobe. Beberapa golongan mikroba sangat tahan terhadap
perubahan lingkungan, sehingga cepat dapat menyesuikan diri. Faktor lingkungan
penting artinya dalam usaha mengendalikan kegiatan mikroba, baik untuk
kepentingan proses ataupun pengendalian. Kegiatan mikroba, baik untuk
kepentingan proses ataupun pengendalian. Lingkungan yang sangat berpengaruh
terhadap kehidupan mikroba, dapat berbentuk lingkungan abiotik (fisik dan
kimia), misalnya temperature, kelembapan, tekanan osmosis, pH senyawa toksik,
arus listrik, radiasi, tegangan muka, dan tekanan hidrostatik dan mekanik.
Sedangkan lingkungan biotik, yaitu asosiasi dan hama (Suriawiria 2005).
Pertumbuhan
dan aktivitas mikroba dapat dikendalikan dengan berbagai cara, baik secara
fisik, kimia, biologi. Salah satunya pengendalian aktivitas mikroba adalah
dengan mengatur faktor-faktor lingkungan yang sangat mempengaruhi terhadap
pertumbuhan dan aktivitas mikroba. Perubahan faktor-faktor lingkungan
mengakibatkan perubahan beberapa sifat morfologi dan fisiologi bakteri. Namun
demikian, ada beberapa jenis mikro yang mampu menyesuaikan diri dengan
linngkungan luar. Bagi mikroba yang demikian biasanya mempunyai sifat toleran
dan bersifat resiten terhadap lingkungan baru (Soetarto 1995).
Bakteri merupakan mikroba prokariotik uniselular yang
berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan sel. Bakteri tidak
berklorofil kecuali beberapa yang bersifat fotosintetik. Bakteri mempunyai bentuk bulat, batang, dan lengkung, namun
bentuk bakteri juga dapat dipengaruhi oleh umur.Bakteri diklasifikasikan
berdasarkan deskripsi sifat morfologi dan fisiologi. Pembagian ini berdasarkan
bentuk, sifat gram, kebutuhan oksigen, dan apabila tidak dapat dibedakan
menurut ketiganya maka dimasukkan ke dalam kelompok khusus (Anonim, 2010).
Pembahasan
Inokulasi adalah menanam inokula
secara aseptis ke dalam media steril baik pada media padat maupun media cair.
Inokula merupakan bahan yang mengandung mikroba atayu biakan baik dalam keadaan
cair maupun padat. Tujuan dari inokulasi yaitu biakan murni untuk keperluan
diagnostic, karakterisasi mikroorganisme, industry farmasi atau kegiatan lain
yang berkaitan dengan mikroorganisme. Nutrisi dan lingkungan yang menunjang
pertumbuhan mikroorganisme serta suatu teknik kerja aseptis yangh dapat
mencegah adanya kontaminan dalam biakan diperlukan untuk mendapatkan kultur
yang murni. Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan
ke biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini
dilakukan dengan tekhnik aseptis untuk mempertahankan kemurnian biaka selama
pemindahan berulangkali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair
atau padat. Kekeruhan dalam suatu media cair menunjukan terjadinya pertumbuhan
miroorganisme. Bila mikroorganisme menumpuk pada dasar tabung maka akan
membentuk sendimen, sedangkan pada permukaannya pertumbuhan terlihat seperti
partikel.
Teknik aseptis sangat diperlukan
pada saat memindahkan biakan dari suatu tempat ke tempa lainnya. Penggunaanya
teknik aseptis mencegah terjadinya kontaminasi dengan biakan yang mungkin
bersifat patogen.
Teknik Inokulasi
Ada beberapa metode yang
digunakan untuk mengisolasi biakan murni mikroorganisme yaitu :
1.Metode gores
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau
dari sudut ekonomi dan waktu, tetapimemerlukan ketrampilan-ketrampilan yang
diperoleh dengan latihan. Penggoresan yangsempurna akan menghasilkan koloni
yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaanmedia agar nutrien dalam cawaan
petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antaragaris-garis goresan akan
terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuhmenjadi koloni.Cara
penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Biladilakukan
dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya
terkadangberbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu
untuk membuatgoresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan
2.Metode tebar/ sebar
Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium
agar nutrien dalam cawan petri dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok
dan steril. Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama dapat
digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran
bakteri yang merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul koloni
koloni yang terpisah-pisah. Metode tuang Isolasi menggunakan
media cair dengan cara pengenceran. Metode tuang ini dilakukan dengan cara
nutrient agar terlebih dahulu di tuang lalu diberi mikroba
3.Teknik Aseptik
Sebelum benar-benar dilakukan proses
kultur mikroorganisme, pertama kali kitaharus mempertimbangkan bagaimana agar
tidak terjadi kontaminasi. Mikroorganisme adadimana-mana. Karena ukurannya yang
sangat kecil, mereka mudah lepas dalam udara danpermukaan. Maka dari itu, kita
harus mensterilisasikan medium kultur secepatnya setelahpreparasi untuk
pemindahan mikroorganisme siap dikontaminasikan, ini biasanya
terbunuh.Bagaimanapun, itu sama pentingnya untuk tindakan pencegahan sampai
penangananberikutnya mediun kultur harus tetap steril. Demikian materi yang
lain yang akan kontak juga harus tetap terjaga kesterilannya.Teknik
yang digunakan dalam pencegahan kontaminasi hingga kultur manipulasidan media
kultur steril disebut teknik aseptik. Keunggulan itu dibutuhkan
keberhasilandalam laboratorium mikrobiologi, dan salah satu cara belajar dengan
pendampingmikrobilogi. Kontaminasi udara paling sering menjadi masalah karena
udara selalu kontak dengan partikel debu dan umumnya banyak komunitas
mikroorganisme didalamnya.Ketika wadah dibuka maka segera ditangani agar tidak
terkontaminasi dengan udara sekitar.Transfer aseptik pada kultur dari salah
satu medium ke medium yang lain harus lihaidengan loop inokulasi atau jarum
harus disterilkan oleh pembakaran pada nyala api. Dalampertumbuhan kultur
dibutuhkan tempat yang mudah dipindahkan ke permukaan agar datar,dimana
pertumbuhan suatu koloni berasal dari pertumbuhan dan pembelahan sel tunggal
Dengan cara Fisiologi
Bakteri dapat
digolongkan menjadi dua sifat yaitu sebagai bakteri gram positif dan bakteri
gram negatif. Kedua gram tersebut dapat diidentifikasi berdasarkan
karakterisasi sifat biokimia dan fisiologinya melalui beberapa pengujian yaitu
uji Oxidatif/fermentatif, uji motilitas, uji oksidase, uji katalase dan uji
gelatin.
1 Uji Oxidatif/Fermentatif
Langkah awal dalam uji O/F dilmulai dengan prosedur sterilisasi, tangan
praktikan dan meja praktikum di semprot dengan alkohol 70%. Bunsen dinyalakan
dengan menggunakan korek api. Jarum ose diambil dan dipanaskan pada api bunsen
secukupnya. Setelah itu, koloni bakteri diambil. Jarum ose yang telah
dipanaskan didiamkan sebentar dan ditempelkan pada koloni bakteri tersebut.
Kemudian jarum tersebut di
inokulasi secara vertikal pada satu set O/F medium. Salah satu
tabung diberikan parafin cair sebanyak 1 ml,
dan yang satunya tidak diberikan parafin. Langkah terakhir api pada bunsen dimatikan dan kedua
tabung reaksi tersebut diinkubasi dalam inkubator selama 24 jam.
2 Uji Motilitas
Pada uji motilitas, langkah awal dilmulai dengan
prosedur sterilisasi, tangan praktikan dan meja praktikum di semprot dengan alkohol 70%. Bunsen dinyalakan dengan
korek api. Jarum ose diambil dan dipanaskan pada api bunsen secukupnya.
Selanjutnya koloni bakteri diambil dengan jarum inokulasi. Jarum ose kemudian
diinokulasi secara vertikal pada tabung reaksi. Setelah selesai, api dimatikan
dan tabung diinkubasi dalam inkubator selama 24 jam.
3 Uji Katalase
Pada uji katalase dimulai dengan prosedur
sterilisasi, tangan praktikan dan meja praktikum di semprot dengan alkohol 70%. Bunsen dinyalakan dengan
menggunakan korek api. Jarum ose diambil dan dipanaskan pada api bunsen
secukupnya. Jarum didiamkan sebentar dan kemudian ditempelkan pada koloni
bakteri dalam agar miring. Setelah itu, bakteri koloni tersebut diletakkan pada
gelas objek. Kemudian diberi larutan hydrogen
peroksida pada koloni tersebut. Langkah Selanjutya dilakukan pengamatan terhadap gelas objek tersebut.
4 Uji Oksidase
Pada uji oksidase dimulai dengan prosedur sterilisasi, tangan praktikan
dan meja praktikum di semprot dengan alkohol 70%.
Bunsen dinyalakan dengan menggunakan korek api. Jarum ose diambil dan
dipanaskan pada api bunsen secukupnya. Jarum ose tersebut selanjutnya
ditempalkan pada biakan bakteri. Kemudian p-aminodimethylaniline-oxalat
1% diteteskan pada kertas saring. Jarum yang telah ditempeli biakan bakteri
ditempelkan di atas tetesan cairan p-aminodimethylaniline-oxalat
1% pada kertas saring. Kemudian diamati perubahan warna yang terjadi.
5 Uji Gelatin
Pada gelatin dimulai dengan prosedur sterilisasi,
tangan praktikan dan meja praktikum di semprot dengan alkohol 70%. Bunsen dinyalakan dengan
menggunakan korek api. Jarum ose diambil dan dipanaskan pada api bunsen
secukupnya. Jarum didiamkan sebentar dan kemdian dimasukkan dalam tabung biakan
bakteri. Jarum selanjutnya diinokulasikan pada tabung yang telah berisi
gelatin. Setelah itu, api dimatikan dan gelatin yang telah diisi dengan bakteri
dimasukkan kedalam ice-bath selama 24
jam. Prosedur yang sama juga dilakukan untuk bakteri yang berbeda.
Penutup
Kesimpulan
Saran
Daftar pustaka